Jumat, 04 Juni 2010

Berbagai Macam Motif Bunuh Diri

Pada dasarnya, segala sesuatu itu memiliki hubungan sebab akibat. Dalam hubungan sebab akibat ini akan menghasilkan suatu alasan atau sebab tindakan yang disebut motif. Beragam alasan dikemukakan seseorang untuk mengakhiri hidup dari masalah sepele hingga problem pelik lainnya.

Macam-macam motif bunuh diri, yaitu :

- Dilanda keputusasaan dan depresi

- Ditolak dalam pergaulan

- Berpisah dengan orang yang dicintai

- Merasa dipermalukan

- Konflik dengan pacar

- Menghindari masalah

- Konflik dengan keluarga

- Ujian Nasional (UN)

- Cobaan hidup dan tekanan lingkungan

- Gangguan kejiwaan / tidak waras (gila)

- Himpitan Ekonomi atau Kemiskinan Penderitaan karena penyakit yang berkepanjangan


Bunuh diri bukanlah penyebab melainkan pencetus. Banyak faktor individual yang ikut menentukan. Persoalan sepele bagi sebagian orang namun bagi mereka yang memiliki latar belakang tertentu sudah cukup untuk menemui ajal. Bagi mereka yang tergolong berisiko tinggi melakukan bunuh diri sangat memerlukan dukungan dari orang terdekat bukan justru memojokkannya.


Sumber :

  1. Keperawatan Jiwa Oleh Keperawatan Jiwa. Penerbit : EGC
  2. ABC Kesehatan Mental Oleh ABC Kesehatan Mental. Penerbit : EGC
  3. Pickett, George, J. Harlon, Jhon. Kesehatan Masyarakat Adminitrasi dan Praktik. Penerbit :EGC
  4. Nilam, Dra. M.m Msi. Psikologi populer : Relasi Orang Tua dan Anak. Jakarta : Penerbit Elex Media Komputindo

Mengapa Kita Tidak Boleh Memvonis Bahwa Bunuh Diri Itu Dosa?

Sebab para pelaku bunuh diri pada umumnya sudah mengalami perubahan dalam cara berpikir, terutama bagi mereka yang mengalami depresi, sehingga kata-kata vonis yang diucapkan kepada mereka dianggap sebagai sesuatu yang pantas mereka terima, yang pada akhirnya akan membuat keputusan untuk bunuh diri sebagai sesuatu yang harus dilakukan (Norman Wright)

Sebagai orang tua, sudahkah Anda memberikan “modal” kasih sayang dan perhatian yang cukup bagi anak-anak Anda, sehingga mereka kemudian tumbuh dengan jati diri dan nilai diri yang kuat? Bukankah salah satu penyebab bunuh diri adalah jati diri dan nilai diri yang lemah? Oleh karena itu, selagi masih ada kesempatan, perbaikilah pola relasi Anda dengan anak-anak Anda.

Tuhan telah memberikan kepada kita begitu banyak potensi untuk mengalami hidup yang berkemenangan dan sukacita. Jika Anda saat ini sedang mengalami masalah, carilah seseorang yang dapat Anda percayai untuk mau mendengarkan keluhan-keluhan Anda. Ekspresikan emosi Anda, sebab emosi yang tertekan dapat menyebabkan pikiran yang terdistorsi.


Sumber :

  1. Keperawatan Jiwa Oleh Keperawatan Jiwa. Penerbit : EGC
  2. ABC Kesehatan Mental Oleh ABC Kesehatan Mental. Penerbit : EGC
  3. Pickett, George, J. Harlon, Jhon. Kesehatan Masyarakat Adminitrasi dan Praktik. Penerbit :EGC
  4. Nilam, Dra. M.m Msi. Psikologi populer : Relasi Orang Tua dan Anak. Jakarta : Penerbit Elex Media Komputindo


Bagaimana Cara Menolong Anak yang Ingin Bunuh Diri?

Jika Anda menemukan orang-orang di sekitar Anda yang pernah menyatakan ingin melakukan tindakan bunuh diri, baik secara langsung maupun tidak langsung, jangan anggap remeh hal tersebut. Adakan hubungan, pelihara kontak dengan orang tersebut, jalin hubungan yang simpatik, dan dapatkan informasi lebih jauh. Bersikaplah penuh empati, mau mendengarkan dengan hati, dan ikut memahami perasaannya.


Mengapa?

Sebab orang mengatakan ingin bunuh diri sebenarnya sedang mengomunikasikan sesuatu kepada kita: cry for help (jeritan butuh pertolongan & perhatian). Oleh karena itu, patutlah kita ingat bahwa jangan bersikap sebagai seorang moralis atau seorang hakim yang siap untuk “memvonis” niat mereka tersebut sebagai dosa, tidak bermoral, dan sebagainya.


Sumber :

  1. Keperawatan Jiwa Oleh Keperawatan Jiwa. Penerbit : EGC
  2. ABC Kesehatan Mental Oleh ABC Kesehatan Mental. Penerbit : EGC
  3. Pickett, George, J. Harlon, Jhon. Kesehatan Masyarakat Adminitrasi dan Praktik. Penerbit :EGC
  4. Nilam, Dra. M.m Msi. Psikologi populer : Relasi Orang Tua dan Anak. Jakarta : Penerbit Elex Media Komputindo

Faktor Kepribadian Yang Memicu Anak Bunuh Diri :

Salah satu faktor yang turut menentukan apakah seseorang itu punya potensi untuk melakukan tindakan bunuh diri adalah faktor kepribadian. Para ahli mengenai soal bunuh diri telah menggolongkan orang yang cenderung untuk bunuh diri sebagai orang yang tidak puas dan belum mandiri, yang terus-menerus meminta, mengeluh, dan mengatur, yang tidak luwes dan kurang mampu menyesuaikan diri. Mereka adalah orang yang memerlukan kepastian mengenai harga dirinya, yang akhirnya menganggap dirinya selalu akan menerima penolakan, dan yang berkepribadian kekanak-kanakan, yang berharap orang lain membuat keputusan dan melaksanakannya untuknya (Doman Lum).

Berdasarkan pernyataan di atas, timbul pertanyaan, mengapa seseorang memiliki kepribadian yang demikian? Robert Firestone dalam buku Suicide and the Inner Voice menulis bahwa mereka yang mempunyai kecenderungan kuat untuk bunuh diri, banyak yang lingkungan terkecilnya tidak memberi rasa aman, lingkungan keluarganya menolak dan tidak hangat, sehingga anak yang dibesarkan di dalamnya merasakan kebingungan dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.

Pengaruh dari latar belakang kehidupan di masa lampau ini disebut faktor predisposesi (faktor bawaan). Dengan memahami konteks yang demikian, dapatlah kita katakan bahwa akar masalah dari perilaku bunuh diri sebenarnya bukanlah seperti masalah-masalah yang telah disebutkan di atas (ekonomi, putus cinta, penderitaan, dan sebagainya). Sebab masalah-masalah tersebut hanyalah faktor pencetus/pemicu (faktor precipitasi). Penyebab utamanya adalah faktor predisposisi.

Menurut Widyarto Adi Ps, seorang psikolog, seseorang akan jadi melakukan tindakan bunuh diri kalau faktor kedua, pemicu (trigger)-nya, memungkinkan. Tidak mungkin ada tindakan bunuh diri yang muncul tiba-tiba, tanpa ada faktor predisposisi sama sekali. Akumulasi persoalan fase sebelumnya akan terpicu oleh suatu peristiwa tertentu.


Sumber :

  1. Keperawatan Jiwa Oleh Keperawatan Jiwa. Penerbit : EGC
  2. ABC Kesehatan Mental Oleh ABC Kesehatan Mental. Penerbit : EGC
  3. Pickett, George, J. Harlon, Jhon. Kesehatan Masyarakat Adminitrasi dan Praktik. Penerbit :EGC
  4. Nilam, Dra. M.m Msi. Psikologi populer : Relasi Orang Tua dan Anak. Jakarta : Penerbit Elex Media Komputindo

Gangguan Kecemasan dan depresi pada masa kanak-kanak, contoh :

- Fenomena bunuh diri

Fenomena bunuh diri tampaknya semakin sering terjadi akhir-akhir ini. Ada anak SD yang bunuh diri hanya gara-gara seragam pramukanya masih basah, seorang anak TK yang menghabisi nyawanya karena habis dimarahi orang tuanya, atau seorang siswi yang karena malu diejek teman-temannya sebagai anak tukang bubur, nekat mengakhiri hidupnya.


Sumber :

  1. Keperawatan Jiwa Oleh Keperawatan Jiwa. Penerbit : EGC
  2. ABC Kesehatan Mental Oleh ABC Kesehatan Mental. Penerbit : EGC
  3. Pickett, George, J. Harlon, Jhon. Kesehatan Masyarakat Adminitrasi dan Praktik. Penerbit :EGC
  4. Nilam, Dra. M.m Msi. Psikologi populer : Relasi Orang Tua dan Anak. Jakarta : Penerbit Elex Media Komputindo

;;