Rabu, 23 Desember 2009

OBESITAS

OBESITAS

OBESITAS ADALAH KELEBIHAN BERAT BADAN sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.

Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor :

  • Faktor Genetik. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagai gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
  • Faktor Lingkungan. Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memengang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan beberapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dpat mengubah pola makan dak aktivitasnya.
  • Faktor Psikis. Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.

Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa,dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan dipagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.

Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.

Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelaian kulit. Seseorang yang menderita obesitas memeiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan denganberat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.

Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata tetapi merupakan dilema kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara langsung berbahaya bagi kesehatan seseorang. Obesitas meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti :

· Diabete tipe 2 (timbul pada masa dewasa)

· Tekanan darah tinggi (hipertensi)

· Stroke

· serangan jantung (infrark miokardium)

· Gagal jantung

· Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usu besar)

· Batu kandung empedu dan batu kandunng kemih

· Gout dan artritis gout

· Osteoartritis

· Tidur apneu (kegaglalan untuk bernafas secara normal ketika sedang tidur, menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah)

· Sindroma Pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan, underventilasi dan ngantuk).

Indeks Masa Tubuh (Body Mass Indekx, BMI) merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan tinggi badan. Walaupun dinamakan “indeks”, BMI sebenarnya adalah rasio atau nisbah yang dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Seseorang dikatakan mengalami obesitas jika memiliki nilai BMI sebesar 30 atau lebih. Jika nilai BMI sudah didapat, hasilnya dibandingkan dengan ketentuan berikut :

  • Nilai BMI < 5 =" Berat" st="on">Normal
  • Nilai BMI 18,5-22,9 = Normal
  • Nilai BMI 23,0-24,9 = Normal Tinggi
  • Nilai BMI 25,0-29,9 = di Atas Normal
  • Nilai BMI > 30,0 = Obesitas

Memilih program penurunan berat badan yang aman dan berhasil. Unsur-unsur yang harus memilih suatu program penurunan berat badan :

· Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (vitamin, mineral, dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus rendah kalori.

· Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara perlahan dan stabil.

· Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.

· Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelah penurunan berat badan tercapai.

Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit dari pengendalian berat badan. Program yang dipilih harus meliputi perubahan kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup yang pada masa lalu menyongkong terjadinya penambahan berat badan. Program ini harus menyelenggarakan perubahan perilaku, termasuk pendidikan dalam kebiasaan makan yang sehat dan rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah berat badan.

Pengendalian berat badan merupakan suatu usaha jangka panjang. Agar aman dan efektif, setiap program penurunan berat badan harus ditunjukan untuk pendekatan jangka panjang. Kita sering malu, menutup diri dan merasa minder jika badan kita gemuk atau lebih besar dari teman kita yang badannya kurus, banyak anak yang menghina temannya atau mengatainya gendut dan ia cendrung tertutup and kurang bergaul di masyarakat. Kadang obesitas ini merupakan suatu keadaan yang menahun (kronis). Obesitas ini sering sekali dianggap suatu keadaan sementara yang bisa diatasi selama beberapa bulan dengan menjalani diet ketat.

Referensi :

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensikklopedia bebas

0 komentar:

Posting Komentar