Minggu, 25 Oktober 2009
BEBEK DAN AYAM PUN IKUT ‘ BELAJAR’…
Endeh (8) menatap dengan sedih kondisi ruang kelasnya yang nyaris ambruk. Atap kelas yang dipenuhi lubang ditambah dinding yang sudah tak utuh lagi membuat murid kelas 3 SDN Pabuaran 3, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, itu hanya mengelus dada.
Harapannya memeliki kelas yang refresensatif dan aman untuk proses belajar entah kapan terwujud. Pasalnya, meski pihak sekolah sudah berkali-kali mengajukan permohonan perbaikan ruang kelas itu ke Pengkab
Karena kondisi tersebut, tak aneh jika saat Endeh dan rekan-rekannya belajar tiba-tiba ada ayam dan bebek milik warga sekitar sekolah yang masuk kelas. “Ya kalau sudah gitu,belajar kita terganggu karena harus mengusir ayam dan bebek itu keluar kelas,”ucap Siti, teman sekelas Endeh, saat di temui akhir pekan lalu.
Gedung sekolah itu kondisinya semakin memprihatinkan ketika angin puting beliung menyerang kawasan tersebut pertengahan pekan lalu. Sebagian atap ruang kelas yang terbuat dari asbes terbang terbawa angina.
Dua ruang kelas yang masih dipertahankan untuk menampung murid kelas 3 dan 4 itu juga ternyata tidak sudah tidak dilengkapi pintu. Karena itulah saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung, ternak milik warga seperti ayam dan bebek ikutan ‘bersekolah’.
Sudah bertahu-tahun 3 dari 7 ruang kelas di gedung sekolah yang dibangun tahun 1982 itu kondisinya rusak berat. Dinding kelas dipenuhi lubang menganga sehingga dari luar kegiatan belajar para murid kelas 3 dan 4 bisa terlihat.
Atap ruangan yang terbuat dari asbes hanya sebatas penahan panas saja. Karena, jika hujan turun, air hujan langsung meluncur ke ruangan akibat atap yang tidak utuh lagi. Belum lagi, kondisi plafon sudah sangat tidak layak dan mengancam keselamatan ratusan murid.
“Kalau sudah hujan deras dan ada angin, kegiatan belajar harus dihentikan dan anak-anak terpaksa kami pulangkan, karena khawatir bangunan ini ambruk ,” kata Amirudin Sandjaya, wali kelas 3.
Bukan hanya kondisi ruang kelas yang tidak layak, hampir seluruh bagian kondisinya memperhatinkan. Pagar tembok sekolah sudah roboh dan lapangan upacara masih berupa tanah. Tak aneh jika seteah turun hujan lantai skul menjadi kotor karena sepatu para murid dipenuhi tanah.
Keprihatinan terhadap kondisi SDN Pabuaran 3 juga dikeluhkan warga sekitar . karena dengan jumlah siswa sekitar 80 orang perkelas, anak-anak itu harus berdesak-desakan. “ satu bangku panjang terpaksa harus diisi oleh
Semoga kondisi bangunan sekolah yang memprihatinkan itu tidak menyusutkan semangat ratusan muri SDN Pabuaran 3 untuk menimba ilmu. Banyak ayam dan bebek yang ikut “sekolah” semoga mengetuk hati Pemkab dan Pemprov Jabar untuk segera memperbaikinya.
Sumber : Warta
Menurut saya, walaupun endeh sedih dengan kondisi kelas yang nyaris ambruk. Ia tetap semangat datang ke sekolah. Padahal ia berharap memiliki kelas yang refresensatif dan aman untuk proses belajar meskipun pihak sekolah sudah berkali-kali mengajukan permohonan perbaikan ruang kelas itu ke Pengkab
Endeh memiliki motif yaitu dorongan yang ada pada dirinya untuk melalukan sesuatu (tetap datang ke sekolah). Grinder mengatakan bahwa motif adalah drive/implus dari dalam dalam diri individu yang menimbulkan perilaku, mempertahankan perilaku dan mengarahkan perilaku tersebut kearah tujuan. Apabila motif menjadi aktif, maka muncul gerakan melakukan aktifitas untuk mencapai tujuan sesuai dengan motifnya. Munculnya gerakan melakukan aktifitas ini adalah MOTIVASI.
Atkison mengatakan bahwa motivasi adalah pemunculan kecenderungan berbuat untuk menghasilkan satu/lebih efek. Motif akan berubah menjadi motivasi apabila ada stimulasi :
1. Dari dalam diri individu (motivasi intrinsic)
Ex : kepuasan dalam Do Something New, Curiousity
2. Dari luar diri individu (motivasi ekstrinsik)
Ex : ingin menyenangkan guru / orang tua, juga ingin menghindari hukuman.
Endeh, merasa sedih dengan kondisi kelasnya meskipun begitu ia tetap senang karena ia masih bisa bersekolah dan bertemu dengan teman-teman sekolahnya.
0 komentar:
Posting Komentar