Minggu, 11 April 2010

Menurut John, diagnosa disleksia biasanya dilakukan pada usia 7-8 tahun. Namun, sebenarnya gejala disleksia bisa dilihat sejak usia 3-4 tahun.

Tanda-tanda disleksia pada usia pra sekolah antara lain :

  • Suka mencampur adukkan kata-kata dan frasa
  • Kesulitan mempelajari rima (pengulangan bunyi) dan ritme (irama)
  • Sulit mengingat nama atau sebuah obyek
  • Perkembangan kemampuan berbahasa yang terlambat
  • Senang dibacakan buku, tapi tak tertarik pada huruf atau kata-kata
  • Sulit untuk berpakaian

Tanda-tanda disleksia di usia sekolah dasar adalah :

  • Sulit membaca dan mengeja
  • Sering tertukar huruf dan angka
  • Sulit mengingat alfabet atau mempelajari table
  • Sulit mengerti tulisan yang ia baca
  • Lambat dalam menulis
  • Sulit konsentrasi
  • Susah membedakan kanan dan kiri, atau urutan hari dalam sepekan
  • Percaya diri yang rendah
  • Masih tetap kesulitan dalam berpakaian

Bila seorang anak didiagnosa disleksia, ia harus mendapat dukungan ekstra di sekolahnya dari seorang guru spesialis. Biasanya ini bisa dilakukan dengan bantuan intens dalam pelajaran membaca dan menulis.

Tapi disleksia tak harus menghentikan anak-anak untuk terus belajar. Ia tak akan menimbulkan efek pada intelijensinya, karena otak mereka bekerja dengan cara yang berbeda.

Bahkan beberapa penderita disleksia memiliki kreativitas yang tinggi, kemampuan berbicara yang baik, pemikir inovatif atau pencari solusi yang intuitif.

Dukungan yang dapat dilakukan orang tua di rumah adalah :

  • Bacakan buku dan bantu mereka saat hendak membaca buku sendiri
  • Untuk usia pra sekolah, ajarkan rima, bermain game kata-kata dan puzzle juga akan membantu.
  • Ajarkan dan latih bersama bagaimana mengenakan pakaian
  • Jangan memfokuskan pada kelemahannya, dukung kegiatan yang disenangi
  • Bantu untuk mengerjakan PR
  • Tingkatkan kepercayaan diri mereka
  • Berikan suplemen minyak ikan yang mengandung omega-3 dan Omega-6 sehingga dapat meningkatkan konsentrasinya saat membaca dan menulis

Yang bisa kita lakukan untuk membantu anak dyslexia
Setelah anak dievaluasi, hasilnya akan menunjukkan dengan cara bagaimana anak bisa belajar paling baik. Ada anak yang belajar lebih baik dengan cara visual (melihat), auditori (mendengarkan), dan taktil (menyentuh/meraba). Menggunakan gaya belajar yang sesuai untuk tiap anak sangat penting supaya mereka bisa belajar lebih baik. Berikut adalah contoh cara belajar untuk masing-masing type anak (saran-saran ini bersifat umum dan tidak harus digunakan secara mutlak pada tiap anak)

Visual (penglihatan)

Anak belajar paling baik dengan cara melihat informasi. Karena itu, cara mulai yang baik adalah dengan menggunakan kartu bergambar dengan kata-kata tertulis di bawahnya (flash card). Pilihlah kata-kata yang sesuai dengan level belajar anak. Selain itu, jika anak kesulitan dengan bunyi, tunjukkan di mana bunyi itu dibuat di dalam mulut secara umum.

Contoh : tunjukkan huruf /t/ pada kartu, lalu arahkan ke dalam mulut Anda. Buatlah bunyi /t/ dengan gerakan yang berlebihan. Biarkan anak meniru tindakan Anda sambil melihat ke dalam cermin. Tingkatkan dengan kombinasi suku kata 2 huruf (ta, ti) dan 3 huruf (tas, top), dengan cara menyuarakan dan menulis. Bantulah juga dalam hal kemampuan mengelompokkan dengan menggunakan gambar-gambar dan kata pada kalender harian. Ulanglah kalender ini setiap hari, lalu tandai tugas-tugas yang sudah selesai.

Auditori (pendengaran)

Anak-anak auditori belajar paling baik dengan cara mendengarkan apa yang diajarkan. Untuk anak yang kesulitan pada masalah bunyi, ajarkan sepasang kata singkat dan mintalah anak untuk mengatakan kata mana yang betul (tas/das). Juga, mintalah mereka menulis huruf, kata, atau kalimat sementara Anda mengucapkannya, untuk melatih kemampuan menulis. Bantulah juga dalam hal kemampuan mengelompokkan dengan memasang kalender “verbal” (diucapkan). Baca dengan keras kepada anak jadwal hariannya dan bantulah dia mengatur tugas, jadwal, dll.

Taktil (perabaan)

Anak-anak ini belajar paling baik dengan proses ‘menyentuh’. Ini adalah anak-anak yang biasa terlihat memisahkan bagian suatu benda dan kemudian menyatukannya kembali. Mereka belajar paling baik dengan melalui sentuhan, sehingga sangatlah penting untuk memasukkan gaya belajar ini ke dalam perintah-perintah Anda.

Contoh : Biarkan anak membuat bentuk huruf dari tanah liat, untuk membentuk kata singkat. Ulanglah bunyi dari tiap huruf sementara anak membuatnya. Selain itu, alat pengeja taktil juga penting untuk pembelajar type ini. Alat ini meliputi huruf-huruf bertekstur/guratan sehingga anak mendapat rabaan taktil sementara mengeja. Bantulah mengelompokkan dengan mengkombinasikan proses belajar visual dan taktil. Buat kalender dan tandai tiap tanggal penting dengan sticker timbul/bertekstur. Setiap hari, ulanglah kalender ini bersama anak dan buatlah ia menyentuh dan merasakan stiker tersebut. Kombinasi pembelajaran visual dan taktil akan membantu daya ingat.

Contoh-contoh di atas adalah saran untuk mengajar anak dyslexia dengan memfokus pada gaya belajar individual mereka. Ingatlah bahwa banyaknya waktu mengajar mereka secara individu dan identifikasi dini terhadap kesulitan belajar ini, akan membuat proses belajar lebih berhasil.

Perhatikan beberapa tanda anak yang mengalami dyslexia berikut :

· Kesulitan mengasosiasikan (menghubungkan arti) suatu huruf dengan bunyinya

· Terbalik dengan huruf (dia jadi bia) atau kata (tik jadi kit)

· Kesulitan membaca kata tunggal

· Kesulitan mengeja kata tunggal

· Kesulitan mencatat huruf/kata dari papan tulis atau buku

· Kesulitan mengerti apa yang mereka dengar (auditory)

· Kesulitan mengatur tugas, material, dan waktu

· Kesulitan dengan tugas menulis

· Kesulitan pada kemampuan motorik halus (misalnya memegang alat tulis, mengancing baju)

· Tidak terkoordinasi

· Masalah perilaku dan/atau tidak suka membaca


Jika seorang anak menunjukkan sejumlah tanda-tanda dyslexia, rujuklah anak kepada lembaga pendidikan khusus atau ahli profesional yang terlatih dalam masalah dyslexia, untuk melakukan evaluasi menyeluruh. (Catatan : daftar tanda-tanda di atas tidak merupakan daftar mutlak tanda dan gejala dyslexia. Gunakanlah hanya sebagai panduan umum, bukan sebagai dasar diagnosis. Tanyakanlah dulu kepada ahli untuk rujukan selanjutnya)

Yang harus dilakukan untuk anak yang mengalami dyslexia

  • Adanya komunikasi dan pemahaman yang sama mengenai anak disleksia antara orang tua dan guru
  • Anak duduk di barisan paling depan di kelas
  • Guru senantiasa mengawasi / mendampingi saat anak diberikan tugas, misalnya guru meminta dibuka halaman 15, pastikan anak tidak tertukar dengan membuka halaman lain, misalnya halaman 50
  • Guru dapat memberikan toleransi pada anak disleksia saat menyalin soal di papan tulis sehingga mereka mempunyai waktu lebih banyak untuk menyiapkan latihan (guru dapat memberikan soal dalam bentuk tertulis di kertas)
  • Anak disleksia yang sudah menunjukkkan usaha keras untuk berlatih dan belajar harus diberikan penghargaan yang sesuai dan proses belajarnya perlu diseling dengan waktu istirahat yang cukup.
  • Melatih anak menulis sambung sambil memperhatikan cara anak duduk dan memegang pensilnya. Tulisan sambung memudahkan murid membedakan antara huruf yang hampir sama misalnya ’b’ dengan ’d’. Murid harus diperlihatkan terlebih dahulu cara menulis huruf sambung karena kemahiran tersebut tidak dapat diperoleh begitu saja. Pembentukan huruf yang betul sangatlah penting dan murid harus dilatih menulis huruf-huruf yang hampir sama berulang kali. Misalnya huruf-huruf dengan bentuk bulat: ”g, c, o, d, a, s, q”, bentuk zig zag: ”k, v, x, z”, bentuk linear: ”j, t, l, u, y”, bentuk hampir serupa: ”r, n, m, h”.
  • Guru dan orang tua perlu melakukan pendekatan yang berbeda ketika belajar matematika dengan anak disleksia, kebanyakan mereka lebih senang menggunakan sistem belajar yang praktikal. Selain itu kita perlu menyadari bahwa anak disleksia mempunyai cara yang berbeda dalam menyelesaikan suatu soal matematika, oleh karena itu tidak bijaksana untuk ”memaksakan” cara penyelesaian yang klasik jika cara terebut sukar diterima oleh sang anak.
  • Aspek emosi. Anak disleksia dapat menjadi sangat sensitif, terutama jika mereka merasa bahwa mereka berbeda dibanding teman-temannya dan mendapat perlakukan yang berbeda dari gurunya. Lebih buruk lagi jika prestasi akademis mereka menjadi demikian buruk akibat ”perbedaan” yang dimilikinya tersebut. Kondisi ini akan membawa anak menjadi individu dengan ”self-esteem” yang rendah dan tidak percaya diri. Dan jika hal ini tidak segera diatasi akan terus bertambah parah dan menyulitkan proses terapi selanjutnya. Orang tua dan guru seyogyanya adalah orang-orang terdekat yang dapat membangkitkan semangatnya, memberikan motivasi dan mendukung setiap langkah usaha yang diperlihatkan anak disleksia. Jangan sekali-sekali membandingkan anak disleksia dengan temannya, atau dengan saudaranya yang tidak disleksia.

Disleksia

Disleksia

Disleksia (Inggris: dyslexia) adalah sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebut dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis. Perkataan disleksia berasal dari bahasa Yunani δυς- dys- ("kesulitan untuk") dan λέξις lexis ("huruf" atau "leksikal").

Pada umumnya keterbatasan ini hanya ditujukan pada kesulitan seseorang dalam membaca dan menulis, akan tetapi tidak terbatas dalam perkembangan kemampuan standar yang lain seperti kecerdasan, kemampuan menganalisa dan juga daya sensorik pada indera perasa.

Terminologi disleksia juga digunakan untuk merujuk kepada kehilangan kemampuan membaca pada seseorang dikarenakan akibat kerusakan pada otak. Disleksia pada tipe ini sering disebut sebagai "Alexia". Selain mempengaruhi kemampuan membaca dan menulis, disleksia juga ditenggarai juga mempengaruhi kemampuan berbicara pada beberapa pengidapnya.

Disleksia tidak hanya terbatas pada ketidakmampuan seseorang untuk menyusun atau membaca kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga dalam berbagai macam urutan, termasuk dari atas ke bawah. Para peneliti menemukan disfungsi ini disebabkan oleh kondisi dari biokimia otak yang tidak stabil dan juga dalam beberapa hal akibat bawaan keturunan dari orang tua. Tokoh-tokoh terkenal yang diketahui mempunyai disfungsi dyslexia adalah Albert Einstein, Tom Cruise, Orlando Bloom, Whoopi Goldberg, dan Vanessa Amorosi.

Strategi yang bisa membantu

Tidak ada obat untuk dyspraxia, namun intervensi awal dapat membantu seseorang belajar untuk menghadapi kesulitannya. Tergantung pada tingkat keparahan kecacatan, bekerja dengan pekerjaan, berbicara dan terapis fisik dapat sangat meningkatkan kemampuan seseorang untuk berfungsi dan berhasil mandiri.

Dimulai pada usia dini, sangat penting bahwa orang tua menawarkan anak mereka kesabaran dan dorongan. Bisa sangat frustasi mengalami kesulitan berkomunikasi atau bergerak dan orangtua dapat meringankan yang frustrasi dengan menawarkan bantuan dan dukungan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan ini.

Semua orang yang memerlukan bantuan dyspraxia mempraktekkan tugas sederhana dan dapat memperoleh manfaat dari langkah demi langkah kemajuan ke dalam kegiatan-kegiatan yang lebih kompleks. Mendorong aktivitas fisik yang mudah mengembangkan koordinasi dapat meningkatkan rasa percaya diri. Hal ini juga penting untuk mendorong persahabatan untuk memperluas pengalaman seseorang dan pemahaman hubungan sosial.

Dyspraxia dan pembangunan lainnya kesulitan

Meskipun tidak selalu, sering bersama-dyspraxia ada dengan ketidakmampuan belajar lain, seperti disleksia (kesulitan membaca, menulis, dan ejaan) dan dyscalculia (kesulitan dengan matematika); dan juga AD / HD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder).Gejala-gejala dari ketidakmampuan belajar ini dapat mirip dengan orang yang dyspraxia dan terlepas dari apakah ada tumpang penyandang cacat, tingkat keparahan dan berbagai kesulitan dapat sangat bervariasi.

Umum lainnya kesulitan yang dihadapi orang dengan dyspraxia termasuk harga diri rendah, depresi, masalah kesehatan mental dan emosional serta perilaku kesulitan. Kelemahan dalam pemahaman, informasi pengolahan dan mendengarkan juga dapat berkontribusi terhadap kesulitan yang dialami oleh orang-orang dengan dyspraxia.

Efek dari Dyspraxia

Efek dari Dyspraxia

Dyspraxia adalah gangguan seumur hidup yang mempengaruhi perkembangan seseorang dalam bidang perkembangan motorik. Meskipun banyak tantangan yang bisa bertahan sepanjang hidup seseorang, jenis kesulitan yang dialami dapat berubah.

Anak-anak muda

Bayi dengan dyspraxia mungkin menghindari merangkak dan berguling, dan mungkin menolak tugas-tugas yang melibatkan keterampilan motorik. Ketika mereka beranjak tua anak-anak ini rentan terhadap:

· Kesulitan dengan gerakan mata - mereka dapat memindahkan seluruh kepala, bukan hanya mata

· Kesulitan menggunakan peralatan makan dan memegang cangkir sambil minum

· Kesulitan berjalan, melompat, melompat-lompat, melempar dan menangkap bola, naik sepeda

· Penundaan dalam menggunakan bahasa lisan dan pidato yang sulit dimengerti

· Menabrak benda

· Akhir pembentukan laterality (kanan-atau kiri-wenangan)

· Kesulitan melakukan kegiatan motorik seperti mengikat tali sepatu atau mengancingkan pakaian

· Kesulitan dengan tulisan tangan

· Sensitivitas untuk menyentuh - mungkin menemukan pakaian tidak nyaman, dan mungkin menemukan menyikat rambut dan memotong, menyikat gigi dan pemotongan kuku yang tidak menyenangkan

· Miskin arah

Anak-anak Usia Sekolah

Dyspraxia dapat membuat sulit bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan sosial dan mereka mungkin mengalami kesulitan bergaul dengan teman-temannya. Meskipun mereka cerdas, anak-anak ini mungkin tampak belum matang dan beberapa dapat mengembangkan perilaku fobia dan obsesif. Semua anak muda harus berurusan dengan tubuh mereka yang berubah dengan cepat. Namun banyak orang muda dengan dyspraxia mungkin juga memiliki stres tambahan berurusan dengan masalah koordinasi, serta berbicara dan kesulitan akademis.

· Kesulitan koordinasi dapat sangat bermasalah dalam kelas-kelas pendidikan jasmani dan kegiatan olahraga lainnya.

· Ucapan kesulitan dapat mengganggu percakapan santai, yang dapat mengakibatkan kecanggungan sosial dan keengganan mengambil risiko terlibat dalam percakapan.

· Menulis kesulitan seperti surat miskin pembentukan, pensil pegangan dan lambat menulis dapat membuat pekerjaan sekolah frustrasi.

Remaja & Dewasa

Tantangan yang disajikan untuk orang dewasa dengan dyspraxia dapat dilihat dalam semua aspek kehidupan sehari-hari. Kesulitan dapat berdampak pada:

· Mengemudi

· Menyelesaikan pekerjaan rumah tangga

· Memasak

· Pribadi perawatan dan kegiatan swadaya

· Ketangkasan manual diperlukan untuk menulis dan mengetik

· Pidato kontrol - volume, pitch dan artikulasi

· Persepsi inkonsistensi - di atas atau di bawah-kepekaan terhadap cahaya, sentuhan, ruang, rasa, bau.

Penting untuk dicatat bahwa seseorang menampilkan jenis kesulitan yang diuraikan di atas tidak harus dyspraxia. Jika seseorang terus untuk menampilkan jenis ini kesulitan dari waktu ke waktu, pengujian untuk dyspraxia oleh profesional terlatih harus dipertimbangkan.

Dyspraxia

Dyspraxia

Dyspraxia adalah istilah yang merujuk pada gangguan tertentu di bidang pengembangan keterampilan motorik. Orang dengan dyspraxia mengalami kesulitan dimaksudkan perencanaan dan menyelesaikan tugas-tugas motorik halus. Diperkirakan bahwa sebanyak 6% dari semua anak menunjukkan beberapa tanda-tanda dyspraxia, dan di populasi umum, sekitar 70% dari mereka yang terkena dampak oleh dyspraxia adalah laki-laki. Dyspraxia dapat mempengaruhi berbagai area fungsi, bervariasi dari tugas motorik sederhana seperti melambaikan tangan untuk tugas-tugas yang lebih kompleks seperti menyikat gigi.

Anak-anak berbakat juga dapat memiliki ketidakmampuan belajar

Banyak anak-anak berbakat dan berbakat (dan orang dewasa) sering misdiagnosed sebagai memiliki ketidakmampuan belajar atau gangguan perilaku. Hal ini terjadi karena ada banyak karakteristik anak berbakat, baik sosial dan emosional, yang keliru sebagai gejala gangguan belajar spesifik.

Hal ini tidak biasa bagi sebagian anak-anak berbakat (mereka yang memiliki skor IQ lebih dari 140) untuk menampilkan perbedaan yang signifikan (20 poin atau lebih) antara verbal IQ dan Kinerja IQ dan karakteristik memiliki ketidakmampuan belajar. Seringkali anak-anak berbakat memiliki gaya belajar yang tidak biasa, dan meskipun mereka sangat cerdas, mereka mungkin juga memiliki gangguan belajar.

Tanpa intervensi, masalah harga diri hampir pasti dalam kehidupan seorang anak yang baik berbakat dan memiliki ketidakmampuan belajar. Apakah anak berbakat Anda juga memiliki ketidakmampuan belajar, mereka akan mendapatkan keuntungan dari dukungan ekstra, dorongan dan cinta.

Diagnosis dan pengujian untuk ketidakmampuan belajar dan gangguan

Proses mendiagnosis kesulitan belajar dapat membingungkan. Melibatkan pengujian, sejarah mengambil dan pengamatan oleh spesialis terlatih. Menemukan rujukan yang memiliki reputasi baik adalah penting. Mulailah dengan sekolah anak Anda dan jika mereka tidak mampu membantu Anda, tanyakan kepada perusahaan asuransi, dokter, teman-teman dan keluarga.

Gangguan lain yang membuat sulit belajar

Kesulitan di sekolah tidak selalu berasal dari ketidakmampuan belajar. Kecemasan, depresi, stres, trauma emosional, dan kondisi lain yang mempengaruhi konsentrasi membuat belajar lebih dari sebuah tantangan.

ADHD - Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), sementara tidak dianggap sebagai ketidakmampuan belajar, pasti bisa mengganggu belajar. Anak-anak dengan ADHD sering mengalami masalah dengan duduk diam, tetap fokus, mengikuti petunjuk, tetap terorganisir, dan menyelesaikan pekerjaan rumah.

Autism - Kesulitan menguasai keterampilan akademik tertentu dapat berasal dari Developmental Disorders meluas seperti autisme dan Asperger's syndrome. Anak-anak dengan gangguan spektrum autisme mungkin mengalami kesulitan mencari teman, membaca bahasa tubuh, berkomunikasi dan membuat kontak mata.

Kesulitan Membaca dan ketidakmampuan belajar

Ada dua jenis ketidakmampuan belajar membaca. Dasar membaca masalah terjadi ketika ada kesulitan untuk memahami hubungan antara suara, huruf dan kata. Masalah pemahaman bacaan terjadi ketika ada ketidakmampuan untuk memahami makna kata, frasa, dan paragraf.

Tanda-tanda kesulitan membaca termasuk masalah dengan :

  • huruf dan kata pengakuan
  • pemahaman kata-kata dan ide-ide
  • kecepatan membaca dan kefasihan
  • keterampilan kosa kata umum
  • Menulis kesulitan dan ketidakmampuan belajar

Ketidakmampuan belajar dalam menulis dapat melibatkan tindakan fisik menulis atau aktivitas mental memahami dan mensintesis informasi. Dasar menulis kelainan fisik mengacu pada kesulitan membentuk kata-kata dan huruf. Cacat menulis ekspresif menunjukkan perjuangan untuk mengorganisasikan pikiran di atas kertas.

Gejala bahasa tertulis ketidakmampuan belajar berkisar di seputar tindakan menulis dan mencakup.Mereka termasuk masalah dengan:

  • kerapian dan konsistensi menulis
  • akurat menyalin huruf dan kata
  • ejaan konsistensi
  • menulis organisasi dan koherensi
  • Pemrosesan auditori dan visual: pentingnya telinga dan mata

Mata dan telinga adalah cara utama untuk menyampaikan informasi ke otak, suatu proses yang kadang-kadang disebut "input." Jika salah satu mata atau telinga yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, belajar dapat menderita dan ada kemungkinan lebih besar kesulitan belajar atau gangguan.

Profesional dapat merujuk kepada kemampuan untuk mendengar dengan baik sebagai "keterampilan memproses pendengaran" atau "bahasa reseptif." Kemampuan untuk mendengar hal-hal benar sangat mempengaruhi kemampuan untuk membaca, menulis, dan mantra. Ketidakmampuan untuk membedakan perbedaan halus suara, atau mendengar suara pada kecepatan yang salah membuat sulit untuk terdengar kata-kata dan memahami konsep dasar membaca dan menulis.

Masalah dalam persepsi visual termasuk perbedaan halus hilang bentuk, membalikkan huruf atau angka, kata-kata melompat-lompat, melompat-lompat baris, misperceiving kedalaman atau jarak, atau mengalami masalah dengan koordinasi mata-tangan. Professionals dapat merujuk kepada karya mata sebagai "pemrosesan visual. "Visual persepsi dapat mempengaruhi kotor dan keterampilan motorik halus, pemahaman bacaan, dan matematika.

Kesulitan Bahasa dan ketidakmampuan belajar

Bahasa dan komunikasi ketidakmampuan belajar melibatkan kemampuan untuk memahami atau menghasilkan bahasa lisan. Bahasa adalah juga dianggap sebagai kegiatan output karena perlu pengorganisasian pikiran di otak dan menyerukan kepada kata yang tepat untuk menjelaskan sesuatu secara lisan atau berkomunikasi dengan orang lain.

Tanda-tanda bahasa melibatkan gangguan belajar berdasarkan masalah dengan kemampuan bahasa verbal, seperti kemampuan untuk menceritakan kembali sebuah cerita dan kelancaran berbicara, serta kemampuan untuk memahami makna kata-kata, bagian-bagian pidato, arah, dll

Kesulitan Matematika dan ketidakmampuan belajar

Ketidakmampuan belajar matematika sangat bervariasi tergantung pada anak kekuatan dan kelemahan lainnya. Seorang kemampuan anak untuk mengerjakan matematika akan terpengaruh secara berbeda oleh ketidakmampuan belajar bahasa, atau kelainan visual atau kesulitan dengan urutan, memori atau organisasi.
Seorang anak dengan pembelajaran matematika berbasis gangguan mungkin berjuang dengan organisasi hafalan dan angka, tanda-tanda operasi, dan nomor "fakta" (seperti 5 +5 = 10 atau 5x5 = 25).Anak-anak dengan gangguan belajar matematika mungkin juga mengalami masalah dengan prinsip-prinsip menghitung (seperti menghitung 2s atau menghitung oleh 5s) atau memiliki kesulitan memberitahu waktu.

;;